Klasifikasi Pesawat Model
Pembagian Pesawat Udara
Pesawat udara adalah sebuah alat yang dibuat yang menggunakan media udara.
Terdiri dari :
1. Pesawat Udara Aerodinamis , yaitu pesawat udara yang lebih berat dari udara (HEAVIER THAN AIR)
2. Pesawat Udara Aerostatis , yaitu pesawat udara yang lebih ringan dari udara ((LIGHTER THAN AIR)
Pesawat Udara Aerodinamis terdiri dari 2 kelompok yaitu pesawat bermotor dan tidak bermotor. Yang bermotor terdiri dari bersayap tetap (FIXED WING) dan sayap putar (ROTARY WING) .Pesawat udara aerodinamis bermotor bersayap tetap terdiri dari pesawat terbang , kapal terbang dan amphibians. Yang bersayap putar terdiri dari Helicopter dan Gyrocopter. Pesawat udara aerodinamis tidak bermotor terdiri dari pesawat luncur (GLIDER) , pesawat layang (SAILPLANE) dan layang-layang. Pesawat udara aerostatis terdiri dari kapal udara dan balon udara.
Pembagian Pesawat Model
Pada dasarnya pembagian jenis pesawat model sama dengan pesawat sebenarnya.
Secara umum dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Pesawat Model Bermotor yang terdiri dari bersayap tetap (FIXED WING) dan sayap putar (ROTARY WING), kedua-duanya ada yang berfungsi sebagai sport (FUN FLYING) , Trainer dan Kompetisi / Prestasi.
2. Pesawat Model yang tidak bermotor terdiri dari jenis sport (FUN) dan Kompetisi/Prestasi.
Klasifikasi Pesawat Model Menurut FAI
1. Kelas F1 (Free Flight) :
• F1A (Glider A2)
• F1B (Rubber Power)
• F1C
• F1D
• F1E
• F1F
• F1G
• F1H (Glider A1)
• Chuck Glider/OHLG (On Hand Launched Glider)
2. Kelas F2 (Control Line) :
• F2A (CL Team Race)
• F2B (CL Aerobatic)
• F2C (CL Speed)
• F2D (CL Combat)
3. Kelas F3 (Radio Control) :
• F-3 A ( RC Aerobatic )
• F-3 B ( RC Soaring Glider )
• F-3 C ( RC Helicopter )
• F-3 D ( Pylon Racing )
• F-3 E ( RC Electric Power )
• F-3 F ( RC Slope Soaring )
• F-3 G ( RC Power Glider )
4. Kelas F4 (Scale Model) :
• F-4 A ( Free Flight Scale )
• F-4 B ( CL Flying Scale )
• F-4 C ( RC Flying Scale )
5. Kelas F5 (Electric Model) :
• F-5 A ( Electric RC Aerobatic)
• F-5 B ( Electric RC Glider )
• F-5 C ( Electric RC Heli )
• F-5 D ( Electric RC Pylon )
1. Kelas F1 (Free Flight) :
Salah satu model yang menggambarkan seluruh prinsip aerodinamika bekerja adalah model terbang bebas. Kenapa model ini ? salah satu alasannya yaitu penerbang tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan pesawat atau model setelah terlepas dari penerbangnya.
2. Kelas F2 (Control Line)
Yang dimaksud dengan model Control Line adalah pesawat model yang dihubungkan dengan sepasang kawat baja dengan sebuah handle atau pegangan berbentuk huruf U yang digenggam oleh tangan penerbang. Sedemikian rupa sehingga masing-masing kawat berfungsi sebagai kawat naik dan kawat turun.
Untuk model yang berukuran kecil dan ringan dapat digunakan tali pancing ikan , sedangkan model yang lebih besar umumnya menggunakan kawat baja dengan diameter dan panjang yang sesuai dengan kapasitas mesin dan panjang sayap. Umumnya panjang sayap berkisar antara 90cm hingga 150cm. Kapasitas mesin yang digunakan antara 2.5cc sampai 10 cc. Model yang diterbangkan akan memiliki jarak yang tetap sesuai dengan panjang tali. Adapun lintasan pesawat akan berbentuk lingkaran dimana penerbang menjadi porosnya. Pergerakan dari handle pengendali pada pilot akan diteruskan melalui kawat penghubung (LEAD OUT) dalam sayap dengan bellcrank di pesawat yang akan diteruskan oleh batang pendorong (PUSH ROD) ke flap dan elevator.
Pada saat kawat naik ditarik oleh handle penerbang kebelakang maka elevator akan bergerak keatas dan demikian sebaliknya. Dengan cara demikian pesawat dapat bergerak menanjak (CLIMB) dan menukik (DIVE) , termasuk melakukan gerakan membuat lingkaran (
Penerbangan Combat adalah 2 penerbang yang menerbangkan modelnya bersamaan satu arena lingkaran. Masing-masing model menarik seutas pita kertas krepe .Masing-masing model akan berusaha memotong pita krepe lawannya dan agar pita sendiri tidak terpotong . Setiap pemotongan krepe akan mendapat nilai, dan nilai akan dikurangi apabila melakukan pelanggaran . Kapasitas mesin yang digunakan tidak boleh melebihi 2.5 cc. Dan panjang tali kedua penerbang harus sama dan maksimum 16 meter.
3.Kelas F3 (Radio Control)
Salah satu model yang memiliki teknologi dan keterampilan tertinggi adalah pesawat yang dikendalikan dengan gelombang radio (RADIO CONTROL). Contoh yang paling umum dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat yaitu adalah Remote Control elektronik untuk TV atau laser video. Dengan bantuan alat tersebut kita dapat mengubah program tanpa kita harus beranjak dari tempat semula. Prinsip tersebut sama halnya dengan model yang dikendalikan dengan radio. Pada jenis ini penerbang dan pesawatnya secara fisik tidak berhubungan langsung tapi dengan perantara gelombang radio untuk merubah arah, gerakan dan kecepatan modelnya. Selama penerbangan pilot berada didarat. Penerbang itu sendiri mengatur modelnya melalui pemancar (TRANSMITTER) yang memiliki beberapa saluran (CHANNEL). Adapun saluran-saluran tersebut memiliki kegunaan masing-masing, antara lain untuk mengendalikan naik-turun pesawat, menentukan putaran mesin, membelokkan pesawat dan masih ada beberapa fungsi lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dari kemampuan pesawat model itu.
Gelombang yang dikirim oleh penerbang di darat melalui saluran-saluran tadi diterima oleh peralatan penerima (RECEIVER) pada pesawat model, kemudian diteruskan ke bagian-bagian pengendali pesawat melalui SERVO. Peralatan ini terhubung langsung dengan receiver melalui kabel. Setiap servo tersebut dihubungkan kebagian-bagian pengendali pesawat melalui batang pendorong (PUSH ROD). Batang pendorong ini akan menyalurkan gerakan servo untuk mengatur bidang pengendali dan kemudi pesawat seperti kemudi guling (AILERON ) pada saya .
Untuk tingkat yang lebih mahir digunakan pesawat model Radio Control AEROBARTIC ,untuk mengimbangi gerakan pesawat lebih bervariasi , digunakan jumlah saluran yang lebih banyak yang dihubungkan dengan bidang kendali tambahan yang tidak dibutuhkan pada model pemula. Jenis lain yang menggunakan radio sebagai alat pengendalinya adalah model pesawat layang (SOARING GLIDER). Dalam hal ini , model ditarik dengan tali sepanjang 30 meter seperti menerbangkan layang-layang, kemudian dilepas. Pesawat tersebut akan terbang bebas untuk dikendalikan penerbangnya.
4.Kelas F4 (Scale Model)
Bertahun-tahun para modeller selalu mengembangkan hobbynya dalam aeromodelling , salah satunya adalah membuat model yang merupakan replika dari pesawat sebenarnya. Pesawat tersebut ada yang dapat diterbangkan maupun yang tidak, hanya sebagai miniatur . Pada awalnya , model yang terbuat dari kayu menjadi pilihan tetapi setelah itu bahan plastk menjadi pilihan. Hal yang paling mudah dijumpai untuk model ini apa bila kita berkunjung ke biro perjalanan dan wisata. Biasanya mereka memiliki model pesawat komersil yang memberi layanan angkutan udara. Salah satu contoh adalah jenis Airbus A-300 atau Boeing 737. Keindahan dari jenis model ini adalah aeromodeller dapat membuat duplikat atau tiruan dari jenis pesawat yang ada. Ukurannya tergantung dari jenis pesawat yang akan dibuat oleh modeller. Yang menjadi pertimbangan antara lain adalah upah buruh, biaya bahan
5.Kelas F5 (RC Electric)
Salah satu model yang sedang digemari saat ini adalah model bertenaga listrik (electric power). Tenaga listrik tersebut diperoleh dari dinamo. Untuk sumber listriknya di dapat dari baterai kering (DRY CELL) yang dapat diisi kembali (RECHARGEABLE).
Dinamo tersebut dihubungkan dengan suatu poros dimana pada ujungnya terdapat baling-baling (PROPELLER) untuk meghasilkan
Karateristik umum dari model ini adalah memiliki bobot yang ringan dan sederhana konstruksinya. Model biasanya terbuat dari busa plastik (STYROFOAM), bahan ini mudah dijumpai apabila kita membeli peralatan elektronik seperti TV, yang digunakan untuk pelindung guncangan.
1 comments:
Kepanjangan dari 'F' apa ya? Misal:
F1b (rubber powered)
Post a Comment