Sunday, December 26, 2010

Federasi Aero Sport Indonesia Aeromodelling

Klasifikasi Pesawat Model


Pembagian Pesawat Udara

Pesawat udara adalah sebuah alat yang dibuat yang menggunakan media udara.

Terdiri dari :

1. Pesawat Udara Aerodinamis , yaitu pesawat udara yang lebih berat dari udara (HEAVIER THAN AIR)

2. Pesawat Udara Aerostatis , yaitu pesawat udara yang lebih ringan dari udara ((LIGHTER THAN AIR)

Pesawat Udara Aerodinamis terdiri dari 2 kelompok yaitu pesawat bermotor dan tidak bermotor. Yang bermotor terdiri dari bersayap tetap (FIXED WING) dan sayap putar (ROTARY WING) .Pesawat udara aerodinamis bermotor bersayap tetap terdiri dari pesawat terbang , kapal terbang dan amphibians. Yang bersayap putar terdiri dari Helicopter dan Gyrocopter. Pesawat udara aerodinamis tidak bermotor terdiri dari pesawat luncur (GLIDER) , pesawat layang (SAILPLANE) dan layang-layang. Pesawat udara aerostatis terdiri dari kapal udara dan balon udara.

Pembagian Pesawat Model

Pada dasarnya pembagian jenis pesawat model sama dengan pesawat sebenarnya.

Secara umum dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pesawat Model Bermotor yang terdiri dari bersayap tetap (FIXED WING) dan sayap putar (ROTARY WING), kedua-duanya ada yang berfungsi sebagai sport (FUN FLYING) , Trainer dan Kompetisi / Prestasi.

2. Pesawat Model yang tidak bermotor terdiri dari jenis sport (FUN) dan Kompetisi/Prestasi.

Ada juga pesawat model yang dibuat menyerupai pesawat sebenarnya baik dalam kategori FUN dan Kompetisi yang disebut model Skala (SCALE MODEL). Untuk pesawat model kompetisi/prestasi klasifikasinya memiliki standard FAI (Federation Aeronatique Internationale ) yang berkedudukan di Paris, Perancis.

Klasifikasi Pesawat Model Menurut FAI

1. Kelas F1 (Free Flight) :
F1A (Glider A2)
• F1B (Rubber Power)
• F1C
• F1D
• F1E
• F1F
• F1G
• F1H (Glider A1)
• Chuck Glider/OHLG (On Hand Launched Glider)

2. Kelas F2 (Control Line) :
F2A (CL Team Race)
• F2B (CL Aerobatic)
• F2C (CL Speed)
• F2D (CL Combat)

3. Kelas F3 (Radio Control) :
F-3 A ( RC Aerobatic )
• F-3 B ( RC Soaring Glider )
• F-3 C ( RC Helicopter )
• F-3 D ( Pylon Racing )
• F-3 E ( RC Electric Power )
• F-3 F ( RC Slope Soaring )
• F-3 G ( RC Power Glider )

4. Kelas F4 (Scale Model) :
F-4 A ( Free Flight Scale )
• F-4 B ( CL Flying Scale )
• F-4 C ( RC Flying Scale )

5. Kelas F5 (Electric Model) :
F-5 A ( Electric RC Aerobatic)
• F-5 B ( Electric RC Glider )
• F-5 C ( Electric RC Heli )
• F-5 D ( Electric RC Pylon )

1. Kelas F1 (Free Flight) :

Salah satu model yang menggambarkan seluruh prinsip aerodinamika bekerja adalah model terbang bebas. Kenapa model ini ? salah satu alasannya yaitu penerbang tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan pesawat atau model setelah terlepas dari penerbangnya. Gaya angkat pesawat tersebut hanya dihasilkan oleh sayap yang tidak dapat digerak-gerakkan . Selanjutnya kemampuan model untuk tetap terbang akan sangat tergantung dengan struktur dan rancangan yang diterapkan .Dengan rancangan tersebut apakah mampu terbang lama di udara bebas karena tidak ada sumber tenaga penggerak apapun baik yang dihasilkan oleh mesin maupun motor listrik. Oleh karena itu model harus memiliki tingkat akurasi dan presisi secara aerodinamika yang sangat tinggi agar dapat terbang lama di udara. Tentunya didukung pula oleh keahlian penerbangnya dalam memahami keadaan cuaca dan mengatur stabilitas modelnya. Model ini dapat dimainkan didalam (INDOOR) atau luar ruangan (OUTDOOR). Salah satu cara menerbangkan yaitu dengan melempar ke udara yang populer dengan nama CHUCK Glider atau OHLG (Outdoor Hand Launched Glider). Model yang baik akan dapat terbang lebih dari 120 detik (2 menit). Bentuk model ini bebas tetapi harus memiliki luas sayap antara 187,5 cm2 sampai 800 cm2. Para pemula sangat dianjurkan untuk membuat model ini karena akan melatih cara memotong dan menghaluskan bahan serta pemahaman teori dasar aerodinamika. Setelah berlatih dengan model OHLG, biasanya para pembuat model yang menggemari terbang bebas akan mencoba pesawat glider. Model ini memiliki panjang sayap lebih dari 150 cm. Luas sayap dari model ini berkisar antara 32-34 dm2 dengan berat minimum 410 gram . Model ini diterbangkan diluar ruangan dan biasanya ditempat yang luas , umumnya pangkalan udara menjadi pilihan para modeller. Untuk membawa model ini keudara, penerbang akan menarik dengan tali yang panjangnya tidak boleh lebih dari 33 meter dan harus dilengkapi bendera berwarna. Seorang pembantu penerbang akan memegang model dan menghidupkan timer yang berguna untuk membatasi waktu penerbangan. Model yang baik akan dapat mengudara selama 180 detik ( 3 menit ) bahkan lebih. Apabila melewati waktu itu, timer harus bekerja yang akan menyebabkan bagian horizontal stabilizer (STABILO) pada posisi ekor bergerak keatas (VERTICAL) dan sehingga memaksa pesawat turun vertical seperti parasut.Untuk mencapai waktu-waktu maksimal tersebut diatas tidak mungkin hanya dengan cara melempar ataupun menarik model dengan tali sepanjang yang ditentukan. Harus ada bantuan arus udara naik yang biasa disebut THERMAL. Karena itu penerbang akan berusaha melepaskan modelnya di dalam Thermal. Oleh karena itu penerbang harus berlari di sekitar lapangan untuk mecari kolom udara yan naik. Thermal adalah pergerakan udara naik (vertical) karena perbedaan suhu udara karena radiasi panas bumi akibat penyinaran matahari. Panas bumi akan berbeda sesuai dengan keadaan permukaan, sebagai contoh antara udara persawahan dan bangunan. Udara diatas bangunan yang lebih cepat panas sehingga lebih cepat bergerak naik

2. Kelas F2 (Control Line)

Yang dimaksud dengan model Control Line adalah pesawat model yang dihubungkan dengan sepasang kawat baja dengan sebuah handle atau pegangan berbentuk huruf U yang digenggam oleh tangan penerbang. Sedemikian rupa sehingga masing-masing kawat berfungsi sebagai kawat naik dan kawat turun.
Untuk model yang berukuran kecil dan ringan dapat digunakan tali pancing ikan , sedangkan model yang lebih besar umumnya menggunakan kawat baja dengan diameter dan panjang yang sesuai dengan kapasitas mesin dan panjang sayap. Umumnya panjang sayap berkisar antara 90cm hingga 150cm. Kapasitas mesin yang digunakan antara 2.5cc sampai 10 cc. Model yang diterbangkan akan memiliki jarak yang tetap sesuai dengan panjang tali. Adapun lintasan pesawat akan berbentuk lingkaran dimana penerbang menjadi porosnya. Pergerakan dari handle pengendali pada pilot akan diteruskan melalui kawat penghubung (LEAD OUT) dalam sayap dengan bellcrank di pesawat yang akan diteruskan oleh batang pendorong (PUSH ROD) ke flap dan elevator.

Pada saat kawat naik ditarik oleh handle penerbang kebelakang maka elevator akan bergerak keatas dan demikian sebaliknya. Dengan cara demikian pesawat dapat bergerak menanjak (CLIMB) dan menukik (DIVE) , termasuk melakukan gerakan membuat lingkaran (LOOP) atau terbang terbalik (INVERTED). Control Line model ini terdiri dari beberapa jenis dan ukuran. Untuk pemula tersedia model sederhana yang miliki karateristik stabilitas yang tinggi , kuat dan mudah dalam pembuatannya. Apabila penerbang pemula sudah mahir, dapat dilanjutkan dengan membuat dan menerbangkan F-2B (Control Line Aerobatic) model. Umumnya model ini memiliki kemampuan melakukan gerakan akrobat atau manuver-manuver yang tinggi. Biasanya model ini dilengkapi flap yang terdapat di bagian belakang sayap. Apabila flap digerakkan ke bawah maka elevator akan naik dan sebaliknya. Kegunaan dari flap ini adalah untuk menambah gaya angkat pada pesawat pada kecepatan rendah. Bentuk penampang sayap untuk model yang dikendalikan dengan tali biasanya memiliki penampang sayap yang simetris yaitu tebal bagian atas dan bawah sama . Model ini memiliki kapasitas mesin antara 4cc hingga 9 cc dengan panjang tali maksimum 21.5 meter. Umumnya para modeller menyukai model yang tahan terhadap cuaca (angin yang keras) dalam hal ini untuk melakukan gerakan aerobatic seperti lingkaran (LOOP) atau angka 8 mendatar (HORIZONTAL EIGHT) dsb . Sesusai standar internasional ada 16 aerobatic dalam penerbangan resmi dalam kejuaraan. Model Combat (F-2D) adalah nomor lomba yang paling menarik, karena memiliki kecepatan yang tinggi, kemampuan aerobatic yang baik, bentuk yang sederhana.

Penerbangan Combat adalah 2 penerbang yang menerbangkan modelnya bersamaan satu arena lingkaran. Masing-masing model menarik seutas pita kertas krepe .Masing-masing model akan berusaha memotong pita krepe lawannya dan agar pita sendiri tidak terpotong . Setiap pemotongan krepe akan mendapat nilai, dan nilai akan dikurangi apabila melakukan pelanggaran . Kapasitas mesin yang digunakan tidak boleh melebihi 2.5 cc. Dan panjang tali kedua penerbang harus sama dan maksimum 16 meter.


3.Kelas F3 (Radio Control)

Salah satu model yang memiliki teknologi dan keterampilan tertinggi adalah pesawat yang dikendalikan dengan gelombang radio (RADIO CONTROL). Contoh yang paling umum dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat yaitu adalah Remote Control elektronik untuk TV atau laser video. Dengan bantuan alat tersebut kita dapat mengubah program tanpa kita harus beranjak dari tempat semula. Prinsip tersebut sama halnya dengan model yang dikendalikan dengan radio. Pada jenis ini penerbang dan pesawatnya secara fisik tidak berhubungan langsung tapi dengan perantara gelombang radio untuk merubah arah, gerakan dan kecepatan modelnya. Selama penerbangan pilot berada didarat. Penerbang itu sendiri mengatur modelnya melalui pemancar (TRANSMITTER) yang memiliki beberapa saluran (CHANNEL). Adapun saluran-saluran tersebut memiliki kegunaan masing-masing, antara lain untuk mengendalikan naik-turun pesawat, menentukan putaran mesin, membelokkan pesawat dan masih ada beberapa fungsi lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dari kemampuan pesawat model itu.

Gelombang yang dikirim oleh penerbang di darat melalui saluran-saluran tadi diterima oleh peralatan penerima (RECEIVER) pada pesawat model, kemudian diteruskan ke bagian-bagian pengendali pesawat melalui SERVO. Peralatan ini terhubung langsung dengan receiver melalui kabel. Setiap servo tersebut dihubungkan kebagian-bagian pengendali pesawat melalui batang pendorong (PUSH ROD). Batang pendorong ini akan menyalurkan gerakan servo untuk mengatur bidang pengendali dan kemudi pesawat seperti kemudi guling (AILERON ) pada saya .

Untuk tingkat yang lebih mahir digunakan pesawat model Radio Control AEROBARTIC ,untuk mengimbangi gerakan pesawat lebih bervariasi , digunakan jumlah saluran yang lebih banyak yang dihubungkan dengan bidang kendali tambahan yang tidak dibutuhkan pada model pemula. Jenis lain yang menggunakan radio sebagai alat pengendalinya adalah model pesawat layang (SOARING GLIDER). Dalam hal ini , model ditarik dengan tali sepanjang 30 meter seperti menerbangkan layang-layang, kemudian dilepas. Pesawat tersebut akan terbang bebas untuk dikendalikan penerbangnya.

4.Kelas F4 (Scale Model)

Bertahun-tahun para modeller selalu mengembangkan hobbynya dalam aeromodelling , salah satunya adalah membuat model yang merupakan replika dari pesawat sebenarnya. Pesawat tersebut ada yang dapat diterbangkan maupun yang tidak, hanya sebagai miniatur . Pada awalnya , model yang terbuat dari kayu menjadi pilihan tetapi setelah itu bahan plastk menjadi pilihan. Hal yang paling mudah dijumpai untuk model ini apa bila kita berkunjung ke biro perjalanan dan wisata. Biasanya mereka memiliki model pesawat komersil yang memberi layanan angkutan udara. Salah satu contoh adalah jenis Airbus A-300 atau Boeing 737. Keindahan dari jenis model ini adalah aeromodeller dapat membuat duplikat atau tiruan dari jenis pesawat yang ada. Ukurannya tergantung dari jenis pesawat yang akan dibuat oleh modeller. Yang menjadi pertimbangan antara lain adalah upah buruh, biaya bahan baku , gudang penyimpanaan. Banyak produksi ini dikerjakan sebagai home industri dengan bahan baku dari kayu. Balsa menjadi pilihan yang banyak digunakan karena mudah dibentuk, dipotong ataupun dipahat. Biasanya bahan dasar balsa tersebut berbentuk balok. Kemudian pada sisinya digambar badan pesawat tampak samping menjadi suatu profil. Selanjutnya digunakan mesin potong listrik yang mengikuti bentuk pesawat, setelah itu bagian atas dikerjakan seperti sebelumnya. Bagian pesawat yang lain seperti ekor, sayap dan sirip tegak juga mengikuti cara kerja yang sama. Pertumbuhan industri plastik yang besar memungkinkan pembuatan model ini secara massal. Model yang dihasilkan juga sangat beranekaragam, mulai jenis pesawat perang dunia ke I hingga model saat ini. Di Indonesia, beberapa tahun yang lalu mungkin masih ada ingatan kita yaitu produk mainan TAMIYA. Beberapa jenis pesawat tempur seperti F-15, F-16 dan pembom B-29 dapat diperoleh dipasaran. Model skala yang dapat diterbangkan juga tantangan yang menarik bagi para aeromodeller. Pesawat tersebut dapat dikendalikan dengan radio ataupun terbang bebas. Beberapa model klasik menjadi pilihan, seperti P-51 Mustang dan F-16. Pesawat tersebut memiliki tingkat akurasi dalam penyelesaiannya dan bentuknya.

5.Kelas F5 (RC Electric)

Salah satu model yang sedang digemari saat ini adalah model bertenaga listrik (electric power). Tenaga listrik tersebut diperoleh dari dinamo. Untuk sumber listriknya di dapat dari baterai kering (DRY CELL) yang dapat diisi kembali (RECHARGEABLE).

Dinamo tersebut dihubungkan dengan suatu poros dimana pada ujungnya terdapat baling-baling (PROPELLER) untuk meghasilkan gaya maju. Model ini dikendalikan oleh penerbangnya melalui radio (RADIO CONTROL). Akhir-akhir ini model bertenaga listrik ini semakin populer, salah satu alasannya yaitu para modeller tidak perlu bersusah payah membersihkan pesawatnya karena tidak ada bahan bakar ( FUEL ) yang tersisa di bagian model. Disamping itu tenaga yang di hasilkan cukup besar karena akselerasi yang disalurkan tidak banyak yang hilang karena pengaruh mekanis motor. Apabila dengan model bermesin, performance yang dihasilkan sangat tergantung dari kwalitas campuran bahan bakar dan udara yang masuk kedalam motor penggerak. Saat ini, motor bertenaga listrik dapat dijumpai pada model helicopter dengan kapasitas listrik dibatasi maksimum 42 Volt . Pada pesawat terbang bebas (FREE FLIGHT) seperti pada model Glider, tenaga yang digunakan biasanya untuk mencapai ketinggian tertentu, setelah itu motor dimatikan dan model akan dikendalikan mencari udara panas yang naik (THERMAL).

Karateristik umum dari model ini adalah memiliki bobot yang ringan dan sederhana konstruksinya. Model biasanya terbuat dari busa plastik (STYROFOAM), bahan ini mudah dijumpai apabila kita membeli peralatan elektronik seperti TV, yang digunakan untuk pelindung guncangan.

1 comments:

Anonymous said...

Kepanjangan dari 'F' apa ya? Misal:
F1b (rubber powered)

Post a Comment